BLOG ORANG GANTENG

Rabu, 17 Maret 2010

Konsep Belajar Tuntas

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan pembelajaran tidak jarang dijumpai adanya peserta didik yang lebih cepat dalam mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan. Peserta didik kelompok ini tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran maupun mengerjakan tugas-tugas atau latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan sebagai indikator penguasaan kompetensi. Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran ramedial dan pengayaan.
Untuk keperluan pemberian pembelajaran ramedial dan pengayaan perlu dipilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap potensi lebih yang dimiliki peserta didik.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut, sekolah perlu menyusun rencana sistematis pemberian pembelajaran pengayaan untuk membantu perkembangan potensi peserta didik secara optimal.

B. Tujuan
Panduan pembelajaran ramedial dan pengayaan ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman mengenaramedial dan pengayaan dan membantu guru mengembangkan pembelajaran ramedial dan pengayaan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup panduan ini, menyajikan latar belakang dan tujuan penyusunan panduan pembelajaran ramedial dan pengayaan, pengertian ramedial dan pengayaan,ciri-ciri ramedial,tujuan dan fungsi ramedial serta pelaksanaan dan penilaian pembelajaran pengayaan.

BAB II
Pembahasan Mengenai Konsep Belajar Tuntas

A. Pembelajaran Remedial
1. Pengertian Pembelajaran Remedial
Proses pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang tidak hanya sekedar penyampaian informasi dari guru kepada siswa tetapi ada interaksi antara guru dengan siswa. Menurut Gagne, pembelajaran adalah usaha guru yang bertujuan untuk menolong siswa belajar dimana pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi terjadinya belajar siswa. [1]
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, pembelajaran remedial memegang peranan penting, khususnya dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal. Pembelajaran remedial merupakan suatu cara atau proses yang dilakukan siswa yang mengalami kesulitan, agar siswa tersebut bisa mencapai prestasi yang memadai.
Dilihat dari segi arti katanya remedial berarti bersifat menyembuhkan, membetulkan ataupun membuat menjadi baik.[ 2] Hal tersebut senada dengan Abu Ahmadi yang mendefinisikan bahwa pengajaran remedial (remedial Teaching) adalah suatu bentuk pengajaran yang membuat menjadi baik.[3]
Proses pengajaran ini bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran remedial merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari usaha diagnosis kesulitan belajar yang telah dilakukan. Proses bantuan ini lebih ditekankan pada usaha perbaikan, cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan hambatan-hambatan yang dihadapi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran remedial adalah suatu bentuk pembelajaran yang merupakan bantuan atau perbaikan seperti cara mengajar, media pelajaran, metode mengajar, materi pelajaran, lingkungan yang turut serta mempengaruhi proses belajar mengajar.

2. Ciri-Ciri Pembelajaran Remedial
Untuk memperjelas perbedaan antara pembelajaran remedial dengan bentuk pengajaran biasa berikut ini dikemukakan ciri-ciri pembelajaran remedial menurut User Usman dan Lilis Setiawati yang dibandingkan dengan pengajaran biasa (regular).Kegiatan pembelajaran biasa sebagai program belajar mengajar di kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi. Pembelajaran remedial diadakan setelah diketahui kesulitan belajar kemudian diadakan pelayanan khusus.
Tujuan pembelajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sama untuk semua siswa. Pembelajaran remedial tujuannya disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran biasa sama untuk semua siswa, sedangkan metode pembelajaran remedial bersifat diferensial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar.
Pembelajaran biasa dilaksanakan oleh guru kelas atau guru bidang studi, sedangkan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui kerjasama berbagai pihak, guru pembimbing, konselor dan sebagainya.
Pendekatan dan teknik pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa, sedangkan pembelajaran biasa bersifat umum dan sama.
Alat dan evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi siswa, sedangkan pembelajaran biasa evaluasinya menggunakan alat yang bersifat seragam dan kelompok.[4 ]
Jadi, pembelajaran remedial merupakan pembelajaran yang bersifat khusus dimana pembelajaran remedial baru dilaksanakan setelah mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa. Metode, pendekatan serta teknik yang digunakan dalam pembelajaran remedial disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

3. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial
a. Tujuan pembelajaran remedial
Secara umum tujuan pembelajaran remedial tidak berbeda dengan pembelajaran biasa, yaitu dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun secara khusus tujuan Pembelajaran remedial ini adalah agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan sekolah melalui proses perbaikan. Menurut User Usman dan Lilis Setiawati secara terperinci tujuan pembelajaran remedial adalah:
Siswa memahami dirinya khususnya yang menyangkut prestasi belajar yang meliputi kelebihan dan kelemahannya, jenis dan sifat kesulitan yang dihadapi.
Siswa dapat mengubah atau memperbaiki cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan belajar yang dihadapi.
Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
Siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan belajar.
Siswa dapat mengembangkan sifat dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya prestasi belajar yang lebih baik.
Siswa dapat mengerjakan tugas lebih baik.[5 ]
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa tujuan pembelajaran remedial adalah agar siswa memahami kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga ia dapat memperbaiki cara belajarnya ke arah yang lebih baik. Dengan demikian siswa mampu mengatasi hambatan belajarnya yang akan memberi motivasi kepada dirinya untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan.

b. Fungsi Pembelajaran Remedial
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengungkapkan pembelajaran remedial mempunyai fungsi yang penulis sarikan sebagai berikut:
1) Fungsi korektif, artinya pembelajaran remedial dapat dilakukan dalam pembetulan atau perbaikan dalam hal penulisan tujuan, penggunaan metode, cara-cara belajar, materi dan alat belajar, evaluasi dan sebagainya.
2) Fungsi pemahaman, artinya pembelajaran remedial, guru dan siswa atau pihak lainnya dapat memperoleh yang lebih baik mengenai pribadinya sendiri.
3) Fungsi penyesuaian, artinya pembelajaran remedial dapat membentuk siswa yang mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan tempat belajarnya.
4) Fungsi Pengayaan, artinya pembelajaran remedial dapat memperkaya proses pembelajaran, sehingga materi lebih luas, lebih banyak dan lebih mendalam dibandingkan dengan pengajaran regular.
5) Fungsi Akselerasi, artinya pembelajaran remedial dapat mempercepat proses pembelajaran, baik dari segi waktu maupun materi, sehingga pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan efisien.
6) Fungsi Therapeutic, artinya secara langsung atau tidak, pembelajaran remedial dapat membantu atau menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kepribadian siswa yang menyimpang, sebaliknya pencapaian prestasi belajar dalam pembelajaran juga mempengaruhi pribadi siswa.[6 ]
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa fungsi pembelajaran remedial adalah untuk membantu guru dalam mengatasi siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai prestasi belajarnya.
Langkah-Langkah Yang Harus Ditempuh Dalam Kegiatan Remedial Adalah:
1. analisis hasil diagnosis kesulitan belajar,
2. menemukan penyebab kesulitan,
3. menyusun rencana kegiatan remedial,
4. melaksanakan kegiatan remedial, dan
menilai kegiatan remedial.

4. Pendekatan dan Metode dalam Pembelajaran Remedial
Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran remedial sebagaimana diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, adalah :
1. Pendekatan Yang Bersifat Kuratif
Pendekatan ini diadakan mengingat kenyataannya ada seseorang atau sejumlah siswa, bahkan mungkin seluruh anggota kelompok belajar tidak mampu menyelesaikan program secara sempurna sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Program dalam proses itu dapat diartikan untuk setiap pertemuan, unit pelajaran, atau satuan waktu tertentu.
Untuk mencapai sasaran pencapaian dapat menggunakan pendekatan:
1) Pengulangan
2) Pengayaan/pengukuhan
3) Percepatan
2. Pendekatan Yang Bersifat Preventif
Pendekatan ini ditujukan kepada siswa tertentu yang berdasarkan data/informasi diprediksikan atau patut diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan suatu program studi tertentu yang akan ditempuhnya. Prediksi itu dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1) Bagi yang termasuk kategori normal mampu menyelesaikan program belajar mengajar biasa sesuai dengan waktu yang disediakan.
2) Bagi mereka yang diperkirakan terlambat atau tidak dapat menyelesaikan program dengan batas waktu yang ditetapkan. Berdasarkan prediksi tersebut maka layanan pengajaran perbaikan dapat dalam bentuk:
a) Kelompok belajar homogen
b) Individual
c) Kelompok dengan kelas remedial
3. Pendekatan Yang Bersifat Pengembangan
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan guru selama proses belajar mengajar berlangsung (during teaching diagnostic).
Sasaran pokok dari pendekatan ini adalah agar siswa dapat mengatasi hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.
Oleh karena itu, diperlukan peranan bimbingan dan penyuluhan agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan berhasil.
Sedangkan metode yang digunakan, yaitu:
1) Tanya jawab
2) Diskusi
3) Tugas
4) Kerja kelompok
5) Tutor
6) Pengajaran individual.[7]
Dalam pembelajaran remedial guru harus menggunakan berbagai pendekatan dan metode pengajaran secara khusus sesuai dengan tingkat kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran remedial dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

B. KEGIATAN PENGAYAAN
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya.
Kegiatan pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan yang optimal.
Tugas yang dapat diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan pengayaan di antaranya adalah memberikan kesempatan menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya, melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa. Apapun kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
Dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus memperhatikan:
faktor siswa, baik faktor minat maupun faktor psikologis lainnya,
faktor manfaat edukatif, dan faktor waktu.

1. Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:
1. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
2. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah.
Pemecahan masalah ditandai dengan:
a. Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
b. Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;
c. Penggunaan berbagai sumber;
d. Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
e. Analisis data;
f. Penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkan memiliki keunggulan khusus.[8 ]



2. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENGAYAAN
Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1. Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
a. Belajar lebih cepat.
Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
b. Menyimpan informasi lebih mudah
Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses untuk digunakan.
c. Keingintahuan yang tinggi
Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.
d. Berpikir mandiri.
Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.
e. Superior dalam berpikir abstrak.
Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan masalah.
f. Memiliki banyak minat.
Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
2. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
a. Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal, intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
b. Tes inventori
Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dsb.
c. Wawancara
Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.
d. Pengamatan (observasi)
Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik. [ ]

b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
1. Belajar Kelompok
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
2. Belajar mandiri.
Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
4. Pembelajaran berbasis tem

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Sesuai dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi peserta didik pun berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi maupun kelebihan yang dimiliki peserta didik.
Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, peserta didik yang lebih cepat mencapai kompetensi yang telah ditentukan perlu diberi pembelajaran pengayaan.
Sebelum memberikan pembelajaran pengayaan, terlebih dahulu pendidik perlu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dsb.
Setelah diketahui kelebihan yang dimiliki, peserta didik diberikan pembelajaran pengayaan. Bentuk pembelajaran pengayaan misalnya pembelajaran kelompok, belajar mandiri, pembelajaran tematik, dan pemadatan kurikulum.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.
Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar mampu menjadi guru dalam memperbaiki penulian makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin Syah,1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).
Nana Sudjana,1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo).
User Usman, Lili Setiawati,1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar