BLOG ORANG GANTENG

Rabu, 17 Maret 2010

PENELITIAN KUALITATIF TENTANG GLOBALISASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mememberikan nikmat –Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini dengan judul :
“Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan social budaya masyarakat selatpanjang kota.“
Shalawat beriring salam buat junjungan alam yaitu Muhammad SAW, yang telah mengajak umatnya dari alam kegelapan menujua alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Ucapan terima kasih penulis ucapakan kepada pihak yang telam membantu dalam penulisan penelitian ini.
Dalam penulisan penelitian ini tentunya belum sempurna masih terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis berharap kepada pamaca memberikan kritik dan sarannya yang bersifat positif serta membangun.

Selatpanjang, 28 Januari 2010
Penulis darusman aji

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan suatu kenyataan, apabila kita perhatikan keadaan dalam kehidupan sehari-hari sekarang, seperti dilingkungan pelajar, mahasiswa, pemerintahan, pedagang, bahkan masyarakat desa sekalipun, mereka sudah tidak asing lagi dengan istilah globalisasi. Apalagi dilingkungan orang-orang yang mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi, mereka dapat dikatakan sudah begitu akrab dengan istilah tersebut. Terlepas dari masalah apakah mereka benar-benar sudah paham terhadap masalah tersebut, yang jelas mereka telah mengenal dan mengikutinya. Ini menunjukkan betapa kuatnya gaung globalisasi yang dikumandangkan oleh Negara-negara yang berkepentingan.Keadaaan keseimbangan dalam masyarakat merupakan keadaan yang diidam-idamkan oleh setiap masyarakat.
Dalam keadaan yang demikian, individu-individu secara psikologis merasakan adanya suatu ketentraman, sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan membawa perubahan. Penolakan ini disebabkan masyarakat takut terjadi goyahnya keseimbangan sistem yang berarti dapat muncul ketidaktentraman. Oleh karena itu, masyarakat cenderung untuk mempertahankan keadaan dan kebudayaan yang sudah ada.
Lenyapnya kesabaran sosial dalam menghadapi realitas kehidupan yang semakin sulit sehingga mudah mengamuk dan melakukan berbagai tindakan kekerasan dan anarki. Merosotnya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum, etika, moral, dan kesantunan sosial. Semakin meluasnya penyebaran narkoba serta penyakit-penyakit sosial lain. Berlanjutnya konflik dan kekerasan yang bernuansa politis, etnis, dan agama seperti yang pernah terjadi di berbagai wilayah Aceh, Kalimantan Barat dan Tengah, dan Sulawesi Tengah.
Pada satu sisi muncul budaya hybrid (macam-macam budaya tanpa identitas) tampaknya tidak terelakkan, khususnya karena pengaruh globalisasi yang semakin sulit dihindari. Beberapa sisi negatif dari munculnya budaya hybrid antara lain:
• Dapat mengakibatkan erosi budaya
• Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal
• Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri
• Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme
Multikulturalisme merupakan sebuah paham yang menekankan kesederajatan dan kesetaraan budaya-budaya lokal dengan tanpa mengabaikan hak-hak dan eksistensi budaya lain. Itu penting kita pahami bersama dalam kehidupan masyarakat multikultural seperti bangsa Indonesia. Jika tidak, mungkin akan selalu terjadi konflik akibat ketidaksaling pengertian dan pemahaman terhadap realitas multikultural tersebut.
Mengingat pentingnya masalah ini dan kuatnya pengaruh hal tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (kehidupan politik, ekonomi, social, budaya maupun pertahanan dan keamanan) maka dalam penulisan berikut ini akan membahas tentang proses globalisasi, dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat dan, aspek-aspek positif dan negatif dari globalisasi.

B. Fokus Kajian
Dengan masuknya arus globalisasi,apakah akan membawa dampak yang segnifikan terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat selatpanjang ?

C. Tujuan Dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan penelitian yang ditulis untuk mendeskripsikan sebuah fenomena yang terjadi pada masyarakat secara ilmiyah dan sistematis tentang globalisasi.

2. Kegunaan
Hasil penelitian ini diharapkan untuk:
• Sebagai informasi dan pengetahuan yang mampu membuka cakrawala masyarakat tentang dampak yang ditimbulkan oleh arus globalisasi.
• Sebagai pengembangan wawasan keilmuan bagi penulis dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan karya ilmiyah.

BAB II
ACUAN TEORI

A. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata globe yang artinya bola bumi buatan, peta bumi yang bulat seperti bola (tiruan bumi), dunia (planet bumi). Kemudian menjadi global yang artinya secara umum dan keseluruhan yang bersangkut paut, meliputi seluruh dunia.
Mengglobal berarti meluas keseluruh dunia atau dengan kata lain mendunia. Dan pada akhirnya menjadi Globalisasi yang memiliki arti proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Sedang Globalisme berarti paham kebijakan nasional yang memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak diperhitungkan, terutama untuk bidang ekonomi dan politik.
Sementara itu, ada pula yang mengartikan bahwa globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa globalisasi itu pertama menunjukkan adanya suatu proses dibentuknya suatu tatanan, aturan atau sistem tertentu dan kedua tatanan, aturan dan sistem itu diperuntukkan dan berlaku bagi bangsa-bangsa diseluruh dunia. Karena itu tidak dikenal adanya batas-batas wilayah, aturan lokal atau regional, maupun kebijakan dari suatu Negara atau pemerintah yang dapat mengurangi ruang gerak masuknya nilai, ide, pikiran atau gagasan yang dianggap sudah merupakan kemauan masyarakat dunia. Hal itu bisa berlaku di semua bidang kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi social budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain.
(Tiwi wahyuni. Kewarganegaraan. 2004.hal: 1 )
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
( Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005: 37)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005).
Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi.
Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

B. Proses Globalisasi
Gagasan tentang globalisasi dan hak asasi manusia telah ada beberapa abad sebelum masehi. Yakni ketika Nabi Musa membebaskan umatnya dari perbudakan di Mesir Kuno dulu yang kemudian diteruskan oleh orang-orang generasi berikutnya. Hingga akhirnya berhasil melahirkan apa yang disebut dengan (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948. gagasan tentang globalisasi demokrasi telah ada beberapa abad sebelum masehi yakni ketika di Yunani Kuno para pemikir, seperti Aristoteles maupun Polybius memperkenalkan teorinya dan dilaksanakannya dalam pemerintahannya di polis-polis Yunani).
Setelah itu diperjuangkan terus oleh umat manusia dan gaung demokrasi semakin keras terdengar ketika rakyat Perancis berhasil menumbangkan kekuasaan absolute Raja Louis XVI tahun 1789 (Revolusi Perancis). Dan sesudah itu terus menerus diperjuangkan oleh umat manusia dan sekarang dijadikan isu sentral dunia.
Anehnya kedua hal tersebut, parameter atau ukurannya sangat diwarnai oleh pemikiran-pemikiran Barat dan lebih khusus lagi Amerika Serikat. Mereka tidak memperhatikan atau mengadopsi pikiran-pikiran yang ada di negara-negara kecil di dunia ini, padahal setelah menjadi keputusan dan didorong untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan oleh bangsa-bangsa diseluruh dunia, hal itu sudah dianggap sebagai kehendak bangsa-bangsa dunia.
(Tiwi wahyuni. 2004.hal: 1 )

C. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ''Cultural-Determinism''.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ''superorganic''.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya)
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi
Penelitian ini berlokasi di selat panjang kota
Pemilihan lokasi didasari atas persoalan ataupun fenomena yang akan diteliti dapat dijumpai didaerah tersebut.

2. Objek dan Subjek
Objek penelitian adalah pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
Subjek dari penelitian ini adalah masyarakat selatpanjang kota.

3. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data dilapangan peneliti menggunakan tehnik observasi dan wawancara terhadap masyarakat di selatpanjang bagian kota.

4. Tehnik Analisis Data
Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakanmaka metode analisis data dan pengolahan data adalah mtode deskriftif, yaitu dengan menguraikan dengan keadaan yang sebenarnya kemudian dihubungkan dengan teori-teori yang mendukung permasalahan yang diperoleh dari studi perpustakaan, mengklasifikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan sehingga dapat ditelitik dengan teori yang ada.


BAB IV
FENOMENA
A. Pengaruh Globalisasi Terhadap Aspek Sosial Budaya di Masyarakat
Globalisasi yang dibungkus sedemikian rupa oleh para penganjurnya, seakan mampu menyihir sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Itulah sebabnya apa yang ditawarkan di dalamnya berpengaruh kuat di berbagai bidang kehidupan masyarakat tak terkecuali masyarakat Selatpanjang, seperti dalam hal sosial budaya.
Kini arus globalisasi telah masuk di dalam keluarga, desa, kecamatan, terutama di kota-kota baik metropolitan maupun kota yang sedang berkembang seperti Selatpanjang.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang di luar negeri sehingga arus globalisasi cepat sekali masuk atau dilihat oleh masyarakat kita dengan mudah, dan anehnya lagi adalah semua itu akan berkiblat ada Amerika dan Inggris. Seakan apa yang dilakukan oleh orang Amerika dan Inggris tersebut baik dan pantas diikuti. Kalau tidak, dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Karena itulah banyak di kalangan anak muda kita lupa akan jati diri (identitas) nya.
Dari gaya hidup yang kecil-kecil, misalnya gaya berpakaian hingga narasi-narasi besar, seperti politik atau demokratisasi.
Konstruksi kebudayaan masa kini makin ditentukan oleh kapasitas distribusi yang dilakukan media ketimbang otoritas regulasi yang diperankan Negara. Otoritas seperti yang dikemukakan oleh Giddens, kini harus bersaing dengan sebuah ketidakpastian. Identitas yang dibangun melalui cita-cita media massa yang tidak pasti inilah, yang kemudian memunculkan (Counterfiet people)
Di samping itu, dengan adanya globalisasi dapat pula melahirkan pranata-pranata (lembaga-lembaga social baru, seperti dibidang ekonomi, timbul mall (supermarket), pasar uang (modal), dan lain-lain. Di bidang social timbul lembaga-lembaga swadaya masyarakat, organisasi-organisasi profesi, pesta berdiri, dan lain-lain.
Di bidang seni budaya, tumbuh pesat cabang-cabang seni modern yang dapat menggeser cabang-cabang seni tradisional seperti band, film, dan lain-lain. Tempat hiburan seperti sanggar seni modern, diskotik, kafe, galeri.

B. Aspek-Aspek Positif dan Negatif Globalisasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Selatpanjang
Dengan masuknya nilai-nilai globalisasi ke Indonesia dan menyebar keseluruh daerah seperti selatpanjang membawa dua akibat, yakni akibat positif dan akibat negatif diberbagai aspek kehidupan. Adapun akibat positif di berbagai aspek kehidupan tersebut, adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Aspek Sosial Budaya
Dampak positif dalam aspek ini dengan adanya globalisasi, antara lain kita dapat mengambil atau belajar dari tata nilai social budaya, cara hidup, pola berpikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju untuk kemajuan dan kesejahteraan kita, seperti etos kerja yang tinggi atau suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian yang kuat, suka membaca, meneliti dan menulis, rasional, sportif, biasa bekerja dengan terprogram, dan lain-lain.

2. Dampak Negatif Aspek Sosial Budaya
Dalam aspek ini, adanya globalisasi dapat melahirkan dampak negatif bagi perilaku masyarakat, seperti :
1). Semakin ketatnya persaingan antarindividu, yang akhirnya dapat mengarahkan perilaku manusia menjadi individualisme.
2). Munculnya sifat (hedonisme). Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, Hedonisme ini dapat berkembang menjadi sikap (materialisme.)
3). Adanya sikap individualisme menimbulkan pula ketidakpedulian antarperilaku sesama manusia dan akan menghilangkan jiwa kekeluargaan.
4). Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam antara yang kaya dan miskin, dan lain-lain.
C. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kalangan Generasi Muda di Masyarakat selatpanjang
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian masyarakat suatu bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut, Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya.
Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi.

BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Seperti yang telah diuraikan di depan, bahwa globalisasi dapat mendatangkan pengaruh positif (menguntungkan), dan negatif (merugikan) di berbagai bidang kehidupan. Tentu saja yang baik bisa kita ambil, sedangkan yang buruk harus kita hindari atau antisipasi. Pengaruh globalisasi dibidang social budaya banyak dan luas sekali. Oleh karena itu, kita perlu mengenali dan memahami masalah tersebut, sehingga pada gilirannya mampu menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk. Dan selanjutnya dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk kemajuan, keselamatan.
Adapun pengaruh yang perlu kita seleksi itu, antara lain sebagai berikut :
a. Sikap, pola dan gaya hidup
Salah satu ciri dari globalisasi adalah segala sesuatu itu terus mendunia, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Demikian pula dengan sikap, pola dan gaya hidup. Hal itu dilakukan oleh suatu bangsa lain. Dan anehnya sekarang bahwa barometer semua itu ialah Amerika dan Negara-negara dunia pertama. Dari sana melalui media yang ada kemudian masuk ke negara-negara lain di dunia. Apakah itu akan berakibat baik atau sebaliknya, kelihatan warga masyarakat suatu bangsa tersebut tidak memperdulikannya.
b. Penampilan dan Gaya Pakaian
Sesuai dengan semangat yang mereka anut yakni kebebasan, maka setiap orang bisa melakukan apa saya dan memakai pakaian apa saja, terserah masing-masing orang. Karena dasar-dasar pikiran yang mereka anut demikian, maka kita bisa menyaksikan penampilan dan gaya berpakaian yang beraneka ragam corak dan modelnya, misalnya tingkah laku yang tidak kenal unggah-ungguh atau sopan santun.
Seorang laki-laki dengan celana robek di lutut, pakai anting-anting, rambut dikepang atau dicat warna-warni dan lain-lain.
Demikian pula wanitanya, mereka berpakaian celana nangkring dipinggul dipadu dengan kaos ketat diatasnya, sementara perut dibiarkan terbuka bebas. Pendek kata bila diukur dengan norma-norma yang kita junjung tinggi selama ini, hal itu jelas tidak sesuai.
c. Dasar Ikatan Hidup Bermasyarakat
Hubungan hidup bermasyarakat mereka bangun atas dasar semangat orang dagang (bisnis). Bila untung dikerjakan bila rugi ditinggalkan. Dari cara berpikir demikian maka yang ada dalam benak pikiran mereka adalah materi. Karena itu mereka akan terjerumus dalam kehidupan materialistis dengan mengabaikan semangat kekeluargaan. Sikap dan pandangan hidup seperti inipun diera globalisasi akan menjelajah masuk ke seantero jagat, termasuk Indonesia.

d. Paham Rasionalisme, Materialisme dan Sekulerisme
Rasionalisme ialah paham yang telah mengutamakan kemampuan akal dari pada emosi atau batin. Materialisme ialah sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur segala sesuatu berdasarkan materi. Sedang sekulerisme ialah paham yang memisahkan dengan tegas antara urusan agama dengan negara.
Dalam batas-batas tertentu, nasionalisme dan materialisme masih dapat kita terima, tetapi kalau sudah memutlakkan rasio dan materi, maka orang tersebut akan diperbudak oleh rasio (pikiran) dan materi.
Sebagai contoh mengapa orang barat menganggap perkawinan sejenis merupakan hak asasi yang harus diakui dan dilindungi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa orang tersebut hanya puas kalau kawin dengan yang sejenis, sedang kalau dengan yang berlawanan jenis tidak puas. Karena itu sudah logis (masuk akal) bila hal itu merupakan hak asasi yang harus diakui. Sedang masalah sekulerisme, dunia ini tidak bisa dipisahkan dengan akhirat.
Pola pikir atau pandangan hidup atau paham-paham tersebut di era globalisasi akan masuk juga ke masyarakat termasuk Selatpanjang.
Sekali lagi disinilah pentingnya kita menyeleksi segala sesuatu yang berasal dari luar dengan cermat dan sungguh-sungguh. Seleksi dengan nilai-nilai kesusilaan, kesopanan, tata nilai sosial budaya sendiri, dan lebih-lebih dengan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar