BLOG ORANG GANTENG

Minggu, 24 Oktober 2010

SEJARAH STUDI ISLAM DIDUNIA BARAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah agama yang sempurnah diantara agama yang telah turun sebelum Islam diturunkan. Nabi Muhammad Saw adalah orang yang terpilih untuk untuk mensyi’arkannya keseluruh umat manusia, beliau berpedoman pada satu kitab suci yaitu Al Qur’anul Karim.

Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya. [1]

Hal inilah, yang menyebabkan orang Barat tertarik untuk mempelajari Islam, baik dari budaya maupun dari ilmu pengetahuan. Sehingga kebudayaan Islam di Dunia Barat menjadi berkembang menjadi pesat. Pada dasarnya orang barat mengakui kebenaran Islam, tetapi kenapa mereka kebanyakan tidak mau masuk islam? Jawabnya orang barat kebanyakan gengsi dan takut jatuh harga diri mereka disebabkan masuk Islam.

Mereka takut meninggalkan agama warisan nenek moyang mereka, karena agama tersebut telah diwarisi secara turun temurun.

Sesuai dengan pernyataan diatas, maka pada kali ini kami selaku penulis telah menyusun sebuah makalah yang berjudul Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat.

Didalam makalah ini juga, kami akan membahas objek kajian, yaitu tentang latar belakang perkembangan studi islam di dunia barat, pengertian studi Islam, Islam sebagai sains di dunia barat dan dampak yang ditimbulkan dari perkembangan studi Islam di dunia barat serta timbulnya Studi Islam di Negara-negara Barat.

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH STUDI ISLAM DIDUNIA BARAT

A. Latar Belakang Sejarah Perkembangan Studi Islam di Dunia Bara

Kemajuan peradaban barat dimulai pada Periode Pertengahan (1250-1800 M), yang mana peradaban islam pada periode ini mengalami stagnasi. Sedangkan peradaban barat mengalami perkembangan yang sangat pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang ini. Sebenarnya perkembangan tersebut banyak dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa Andalusia (Spanyol) pada massa pemerintahan Bani Abbasiyah adalah merupakan salah satu tempat yang paling utama bagi Eropa dalam menyerap peradaban islam baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara.

Salah satu contoh yang kami ambil adalah pemikiran Ibnu Rusyd yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berfikir. [2]

Dari pemikiran Ibnu Rusyd inilah yang menarik minat orang-orang barat untuk belajar. Diantara pemuda Kristen Eropa yang belajar di Universitas-Universitas Islam di Andalusia, seperti Universitas Codova (pendirinya abd Al Rahman III), Seville, Malaga, Granada dan Salamanca. Selama mereka belajar di lembaga-lembaga tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya para ilmuan muslim. Pusat kegiatan terjemahan itu berada di Toledo. Setelah mereka kembali kenegara masing-masing, mereka mendirikan Sekolah-sekolah dan Universitas. Universitas yang pertama mereka dirikan di Eropa pada tahun 1231 Masehi. [3]

Jadi sudah jelaslah menurut kami, bahwa latar belakang Berkembanganya Studi Islam di Dunia Barat adalah disebabkan para pelajar barat yang datang ke Jazirah Arabiyah untuk belajar. Disamping itu juga mereka telah berhasil menterjemahkan karya-karya ilmuan muslim kedalam bahasa latin.

Gerakan ini pada akhirnya menimbulkan massa pencerahan dan revolusi industri, yang menyebabkan Eropa maju. Dengan demikian Andalusia merupakan sumber-sumber cahaya bagi Eropa, memberikan kepada benua itu manfaat dari ilmu dan budaya Islam selama hampir tiga abad.

B. Signifikasi Studi Islam

Tak kenal maka tak sayang, tak sayang makanya tak cinta” mungkin kata pepatah ini tepat untuk istilah diatas. Pada dasarnya kebudayaan-kebudayaan kuno dan modern digerakkan oleh komunikasi dan kontak melalui perjalanan, migrasi atau penaklukan. Mereka juga bergerak melalui lukisan, ukiran, monument, peninggalan, buku-buku dan karya seni. Hal ini sepenuhnya benar dalam hal kebudayaan Islam, karena ia dikenal oleh melalui dua saluran utama; kontak pribadi dan penyalinan serta penerjemahan.

Mengenai pengertian Studi Islam, dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan tentang Studi Islam (agama) dimasukkan kedalam ilmu pengetahuan. Menurut Amin Abdullah; Islam kalau dilihat dari Normativitas kurang pas untuk dikatakan sebagai disiplin ilmu, karena normativitas studi Islam agaknya terbebani oleh misi keagamaan yang bersifat memihak, romantis, dan apologis, sehingga kadar muatan analisis, kritis, metodologis, histories, empiris, terutama dalam menelaah teks-teks atau naskah-naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan. Sedangkan untuk Studi Islam dilihat dari Historisitas tampaknya tidaklah salah. [4]

Inilah Islam kalau dilihat secara historisitas yakni Islam dalam arti yang dipraktikkan oleh manusia serta tumbuh dan berkembang dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni ilmu keislaman atau Islam Studies.

C. Islam Sebagai Sains di Dunia Barat

Pada dasarnya Studi Islam dan Sains Islam ada perbedaan dan persamaan. Persamaan studi dan sains adalah sama-sama objek kajiannya adalah ilmu pengetahuan agama. Sedangkan perbedaannya, Studi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang dirumuskan dari ajaran islam yang dipraktekkan dalam sejarah dan kehidupan manusia. Sedangkan Sains Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup berbagai pengetahuan modern seperti kedokteran, astronomi, matematika, fisika, dan sebagainya yang dibangun atas arahan nilai-nilai islami. [5]

Dan Sains Islam sebagaimana dikemukakan Hussein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh kaum muslimin sejak abad islam ke-2, yang keadaannya sudah tentu merupakan salah satu pencapaian besar dalam peradaban Islam.

Selama kurang lebih 700 tahun, sejak abad ke-2 hingga ke-9 Masehi, peradaban islam mungkin merupakan peradaban yang paling produktif dibandingkan peradaban manapun jua. [6]

Dari Sains Islam inilah membuat orang barat tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan islam yang sampai terkenal di Eropa. Al hasil, menurut Harun Nasution; salah satu contoh kemajuan orang barat adalah Napoleon melakukan Ekspedisi ke Mesir dengan memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu. Diapun membawa dua set alat percetakan huruf Latin, Arab, dan Yunani. Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga untuk kepentingan ilmiah.

Untuk kepentingan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang disebut dengan Institut d ‘Egypte yang mempunyai empat bidang ilmu kajian, yaitu ilmu pasti, ilmu kalam, ilmu ekonomi dan politik, serta ilmu sastra dan seni.

Betapa gemilangnya kemajuan dunia barat dengan mempelajari dan mendalami studi dan sains Islam. Hal ini terjadi pada akhir tahun 1801 Masehi, pada waktu inilah membuka mata umat islam bahwa mereka telah ketinggalan sangat jauh dalam ilmu pengetahuan, maka pada waktu ini dikenal dengan massa Islam Periode Modern.

D. Dampak yang ditimbulkan dari Perkembangan Studi Islam Bagi Dunia Barat.

Setelah Studi Islam Berkembangan begitu pesatnya di dunia barat, maka mulai tampaklah kelihatan dampak-dampak yang ditimbulkannya mulai dari hal yang positif maupun negatif.

  1. Dampak Positif

Kehadiran Islam di Eropa Spanyol membawa perubahan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat, terutama dalam aspek peradaban dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari hal ini telah menimbulkan semangat orang barat dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang dibawah oleh islam. Al hasil, maka banyaklah orang barat yang menguasai ilmu pengetahuan dari islam, seperti ilmu kimia, ilmu hitung, ilmu tambang (minerologi), meteorology (karya Al Khazini), dan sebagainya. Sedangkan dibidang teknologi adalah orang barat bisa membuat berbagai macam alat industri yang dihasilkan dari observasi atau penelitian. Sekitar abad ke-16 M telah ditemukan sebuah alat perajut kaos kaki. Kemudian tahun 1733 M John Kay telah berhasil membuat alat tenun baru yang dapat bekerja lebih cepat dan menghasilkan tenunan yang baik. Pada tahun 1765 M Hargreaves berhasil membuat alat pintal yang dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus. Kemudian sekitar tahun 1780 M terjadi revolusi industri di Inggris, seperti ditemukannya mesin uap oleh James Watt pada tahun 1769 M dan alat tenun oleh Cartwright tahun 1785 M yang menyebabkan Inggris menjadi negara industri maju. [7]

  1. Dampak Negatif

Diatas telah kami jelaskan, bagaimana dampak positif dari perkembangan studi Islam di dunia barat. Perlu diketahui disamping adanya dampak positif, ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya.Adapun dampak negatif itu adalah dapat kami uraikan sebagai berikut :

1. Setelah bangsa barat menjadi bangsa yang maju dan telah mengalami revolusi dibidang industri. Maka mereka mendapati masalah kekurangan bahan baku dalam kegiatan industrinya. Kemudian untuk mencari jalan keluarnya mereka berlomba-lomba mencari di dunia Timur, yang kebanyakan dikuasai oleh pemerintahan muslim. Di samping itu, mereka juga memerlukan tempat pemasaran baru bagi hasil industrinya ke negara-negara Timur. Sebagai akibatnya, banyak negara-negara Barat datang kedunia Timur dan terjadilah Ekspansi besar-besaran dalam bidang social, politik, ekonomi dan sebagainya. Di waktu itulah terjadi suatu massa kolonial dan imperial, yaitu massa dimana bangsa-bangsa Barat melakukan penjajahan terhadap dunia Timur, khususnya dunia muslim. Suasana seperti itu menyebabkan dunia Timur mengalami kemunduran dan Barat mencapai kemajuan pesat dari hasil kolonialisme dan imperialisme atas dunia Timur. [8]

2. Rupanya dampak negatif yang kedua ini adalah bagaikan kacang lupa kulitnya. Saya kira istilah ini memang pantas ditunjukkan pada orang barat, karena kenapa ? mereka sungguh tidak tahu diri. Ilmu yang berkembang di Dunia Barat itu adalah dari islam, akan tetapi mereka mengingkarinya, mereka tidak mengakui. Malahan mereka mengaku ilmu tersebut berasal dari peradaban lain, bukan dari peradaban islam. Ada seorang sarjana bernama Max Dimont mengatakan bahwa orang Barat itu menderita Narcisisme, yaitu mereka mengagumi diri mereka sendiri, dan kurang memiliki kesediaan untuk mengakui utang budinya kepada bangsa-bangsa lain. Mereka hanya mengatakan, bahwa yang mereka dapatkan itu adalah warisan dari Yunani dan Romawi.

E. Perkembangan Studi Islam di Negara-Negara Barat

Di antara berita gembira ini, yaitu apa yang diriwayatkan oleh Tamim ad-Dari. Ia berkata : Aku mendengar Rosulullah S.A.W. bersabda :

لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الاَمْرِ مَابَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ, وَلاَيَتْرُكَ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَوَبَرٍ, اِلاَّ اَدْخَلَهُ اللهُ هَاذَا الدِّيْنَ, بِعِزِّ عَزِيْزٍ, اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ, عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ الاِسْلاَمَ, وَذُلاَّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ.

Artinya

Islam akan mencapai wilayah yang dicapai siang dan malam. Allah tidak akan membiarkan rumah yang mewah maupun yang sederhana kecuali akan memasukkan agama ini kedalamnya. Dengan memuliakan orang yang mulia atau dengan menghinakan orang yang hina. Mulia karena dimuliakan Allah disebabkan keislamannya dan hina karena dihinakan Allah disebabkan kekafirannya “.

(HR. Ahmad)

Makna sampainya islam ke daerah yang disentuh siang dan malam, yaitu tersebarnya islam keseluruh permukaan bumi, sebagaimana siang dan malam menutupinya, dan masuknya agama ini ke daerah perkotaan maupun pedesaan. [9]

Dalam perkembangan studi islam di Negara-Negara Barat, dalam bagian tertentu dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Studi Islam mensyaratkan kajian intensif tentang bahasa Arab sebagai bahasa. Diantara pemula pakar bahasa Arab dari Jerman adalah Johann Jokab Reiske (1716-1774). Kajian-kajian bahasa Arab berkembang secara luas di Eropa sejak permulaan abad ke-19. salah satu dari ahli-ahli dalam bidang ini adalah seorang sarjana Perancis A.I. sylvestre de Sacy (1758-1838).

2) Studi teks hanya dapat dilakukan berdasarkan pada pengetahuan yang solid tentang bahasa Arab dan bahasa islam yang lain, seperti bahasa Persia, Turki, Urdu dan melayu-termasuk di dalamnya kritik teks dan sejarah kesustraan. Dengan demikian edisi-edisi dari teks-teks tersebut dianggap sebagai pra-syarat dalam kajian-kajian tekstual.

3) Keahlian dalam kajian teks, pada gilirannya, merupakan pra-syarat dalam kajian sejarah. Termasuk didalamnya berbagai kajian terhadap para sejarawan muslim. Sebagian besar Studi Islam saat ini di Negara-negara Barat lebih bisa dipahami dengan latar belakang perkembangan histories. Sejarah Studi Islam merupakan sebuah kajian tersendiri; dalam kesempatan ini barangkali cukup untuk mengacu pada sebuah monograf yang berkaitan dengan persoalan tersebut, serta sebuah kajian yang memfokuskan pada lima islamolog terkemuka pada 100 tahun pertama studi Islam. [10]


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

  1. Perkembangan studi Islam di dunia barat, disebabkan oleh adanya kontak langsung antara orang barat dengan orang islam, adanya pelajar barat yang belajar kedunia islam dan adanya gerakan penerjemahan kitab.
  2. Islam lebih dikenal didunia barat adalah sebagai Sains daripada Studi.
  3. Salah satu contoh kemajuan ilmu pengetahuan dunia barat adalah adanya Ekspedisi Napoleon ke Mesir.
  4. Perkembangan peradaban barat yang berkembang begitu pesat, dimulai sejak periode pertengahan, dimana peradaban umat Islam pada saat itu mengalami stagnasi.
  5. Dari perkembangan studi Islam yang berkembang di dunia barat, membawa dampak yang positif dan negatif.
  6. Hasil perkembangan studi Islam di Dunia Barat, membuat para ilmuwan Barat banyak tertarik untuk mengkajinya.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari isi dan cara penulisan.

Untuk itu kami sebagai penulis mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kami.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullah, Amin. 1996. Studi Islam Normativitas atau Historisitas. Yogyakarta.

Abuddin Nata, 2004. Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo Persada)

Azim Nanji, 2003. Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru)

Hossein, Sayyed, Nasr. 1995. Menjelajah Dunia Modern. (Bandung: Mizan.)

Jamali, Al, Fadhil. 1992. Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam. (Jakarta: Golden Terayon Press).

Murodi, 2003. Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang)

Yusuf Qardhawi, 1997. Berita Kemenangan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press)



[1] Fadhil Al Jamali, Menerabas Krisis Pendidikan Dunia Islam, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1992). hlm. 11-21

[2] Pemikiran Ibnu Rusyd di Eropa terkenal dengan sebutan Averoisme, yaitu gerakan aliran pemikiran bebas. Hal ini diakui oleh para orientalis (ahli dunia timur) Spanyol, bahwa pemikiran filsafat yang dikembangkan oleh dua filosuf Barat Raymond Lull dan Raymond Martin, terpengaruh oleh pemikiran filsafat Ibnu Rusyd.

[3] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 65

[4] Amin Abdullah, Studi Islam Normativitas atau Historisitas, (Yogyakarta; 1996). hlm. 106

[5] Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: RajaGrapindo Persada, 2004). cet. IX, hlm. 151-152

[6] Sayyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern, (terj.) Hasti Tarekat, dari judul asli A Young Muslim’s Guide in The Modern World, (Bandung: Mizan, 1995). hlm. 162-163.

[7] Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam; Madrasah Aliyah Kelas Tiga, (Jakarta: Karya Toha Putra Semarang, 2003). hlm. 149

[8] Ibid., hlm. 150

[9] Yusuf Qardhawi, Berita Kemenangan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997). hlm. 42-43

[10] Azim Nanji, Peta Studi Islam; Orientalisme dan Arah Baru Kajian Islam di Barat, (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2003). hlm. 3-5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar