BLOG ORANG GANTENG

Kamis, 26 Mei 2011

MANAJEMEN KURIKULUM DAN MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KURIKULUM DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian.

Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban

Manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.

BAB II

PEMBAHASAN

KOMPONEN-KOMPONEN DASAR PENDIDIKAN ISLAM ( MANAJEMEN KURIKULUM DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN )

1. Manajemen Keuangan

Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan.

Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan disekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Kompponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya agar dana –dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan. [1]

Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan dengan kiat sekolah dalam menggali dana, kiat sekolah dalam mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi dan efektivitas. Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

2. Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah:

  1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
  2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
  3. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Seperti dalam sebuah hadis :

اِذَا وُسِدَ الأمْرُ اِلَي غَيْرِ اَهْلِهِ فَنْتَظِرِ السَّاعَةَ (رواه البخارى)
Apabila suatu urusan diserahkan pada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya (H.R. Bukhari)

Dalil tersebut menjelaskan bahwa dalam pengelolaan keuangan apabila tidak diberi pada sesorang yang ahli maka manjemen keuangan tersebut akan mengalami masalah. Dan bukan tidak mungkin anggaran keuangan tidak terorganisir dengan baik.

tûïÏ%©!$#ur öNèd öNÎgÏF»oY»tBL{ öNÏdÏôgtãur tbqããºu ÇÑÈ

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.

(Q.S.AlMu’minun:8)

Dalil ini menjelaskan bahwa dalam manajemen keuangan kepala sekolah harus mampu mengopimalkan keuangan tersebut untuk kebutuhan sekolah bukan kebutuhan pribadi, karena itu adalah amanat yang dipikulnya untuk memajukan pembangunan sekolah.

3. Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat tahap :

(a) perencanaan

(b) pengorganisasian dan koordinasi

(c) pelaksanaan dan

(d) pengendalian.

Konsep manajemen mengenai Perencanaan dalam konsep Islam, hal ini sesuai dengan hadits Rasul terkait dengan niat sebagai langkah awal dalam melakukan aktifitas yang diriwayatkan oleh Abi Hafs sebagai berikut:

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ . [رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Artinya : Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

4. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik. Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dijabarkan dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan meningkatkan kualitas manusia indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

Makna tujuan umum pendidikan di atas pada hakikatnya membentuk menusia indonesia yang bisa mandiri dalam konteks kehidupan pribadinya, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta berkehidupan sebagai mahluk yang berketuhanan Yang Maha Esa (beragama). Itulah sebabnya manusia indonesia yang diharapkan dan harus diupayakan melalui pendidikan adalah manusia yang bermoral, berilmu, berkepribadian dan beramal bagi kepentingan manusia, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan hakikat dari tujuan di atas diturunkan atau dijabarkan sejumlah tujuan kurikulum mulai dari tujuan kelembagaan pendidikan, tujuan setiap mata pelajaran atau bidang studi sampai kepada tujuan-tujuan pengajaran. Rumusan tujuan kurikulum tersebut harus terlebih dahulu ditetapkan sebelum menyusun dan menentukan isi kurikulum, strategi pelaksanaan kurikulum dan penilaian/evaluasi kurikulum. Hal ini dilakukan mengingat

(a) tujuan berfungsi menentukan arah dan corak kegiatan pendidikan

(b) tujuan akan menjadi indikator dari keberhasilan pelaksanaan pendidikan

(c) tujuan menjadi pegangan dalam setiap usaha dan tindakan dari para pelaksana pendidikan.[2]

5. Isi dan Struktur Kurikulum

Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan. Dalam menentukan isi kurikulum baik yang berkenaan dengan pengetahuan ilmiah maupun pengalaman belajar disesuaikan dengan tingkat dan jenjang pendidikan, perkembangan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut tuntutan dan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sudah barang tentu tidak lepas dari kondisi anak didik dalam pengertian pertumbuhan dan perkembangannya pada setiap jenjang dan tingkat pendidikana. Pengetahuan ilmiah pada hakikatnya adalah kebudayaan manusia, yakni hasil cipta-karya dan karsa manusia yang telah diterima secara universal.

Ada tiga pengetahuan dasar manusia, Pertama Pengetahuan benar-salah (logika), yakni pengetahuan yang berkenaan dengan ilmu yang telah diterima secara universal dan teruji kebenarannya melalui penelitian keilmuan. Kedua, pengetahuan baik-buruk atau etika, yakni pengetahuan yang berkenaan dengan nilai-nilai moral dan nilai sosial yang juga telah diterima di masyarakat sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ketiga, pengetahuan yang berkenaan dengan indah jelek, yakni berkenaan dengan nilai-nilai seni. Sebagai akibat kebudayaan manusia, ketiga pengetahuan tersebut berkembang demikian pesat sehingga melahirkan beberapa cabang pengetahuan di muka bumi ini.

Ada beberapa alasan mengapa perlu dilakukan pilihan dalam menetapkan isi kurikulum. Alasan – alasan tersebut adalah :

- tugas dan tanggung jawab sekolah dalam mencerdaskan anak didik sangat terbatas, baik dari segi waktu maupun sumber-sumber yang tersedia. Tugas pokok sekolah hanya sebagian saja dari upaya mendewasakan anak atau pendidikan anak yang secara hakiki berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di sekolah merupakan tahap lanjut dari pendidikan dalam keluarga, dan sebagai landasan bagi pendidikan di masyarakat. Oleh sebab itu keterbatasan ini menuntut pentingnya seleksi isi kurikulum sebagai program pendidikan.

a. Kriteria Memilih Isi Kurikulum

Ada beberapa kriteria yang dapat membantu para perancang kurikulum dalam menentukan isi kurikulum. Kriteria tersebut antara lain :

- Isi Kurikulum harus sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa. Artinya, sejalan dengan tahap perkembangan anak.

- Isi kurikulum harus mencerminkan kenyataan sosial, artinya sesuai dengan tuntutan hidup nyata dalam masyarakat.

- Isi kurikulum dapat mencapai tujuan yang komprehensif, artinya mengandung aspek intelektual, moral, sosial secara seimbang

- Isi kurikulum harus mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji, artinya tidak cepat lapuk hanya karena perubahan tuntutan hidup sehari-hari.

- Isi kurikulum mengandung bahan pelajaran yang jelas, teori, prinsip, konsep yang terdapat di dalamnya bukan hanyaa sekadar informasi faktual.

- Isi kurikulum harus dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Isi kurikulum disusun dalam bentuk program pendidikan yang nantinya dijabarkan dan dilaksanakan melalui proses pengajaran/pengalaman belajar anak didik. Sesuai dengan makan yang terkandung dalam pengertian kurikulum maka isi kurikulum bukan hanya pengetahuan ilmiah yang terorganisasikan dalam bentuk mata pelajaran/bidang studi saja tetapi juga kegiatan dan pengalaman yang diberikan kepada akan didik/siswa sebagai bagian yang integral dari proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.[3]

6. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah. Kurikulum dalam pengertian program pendidikan masih dalam taraf niat/harapan/rencana yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah sehingga mempengaruhi dan mengantarkan anak didik kepada tujuan pendidikan. Oleh sebab itu komponen strategi pelaksanaannya memegang peranan penting. Bagaimanapun baiknya kurikulum sebagai rencana , tanpa dapat diwujudkan pelaksanaannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Ada beberapa unsur dalam strategi pelaksanaan kurikulum atau penilaian.

a. Proses Belajar Mengajar

pelaksanaan kurikulum pada hakikatnya mewujudkan program pendidikan agar berfungsi mempengaruhi anak didik/siswa menuju tercapainya tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya program pendidikan (kurikulum) tanpa dapat diwujudkan dan diupaykan mempengaruhi pribadi anaka didik, maka nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan sia.sia. salah satu wujud nyata dari pelaksanaan kurikulum adalah proses belajar mengajar. Dengan perkataan lain proses belajar mengajara adalah operasionalisasi dari kurikulum.

Sedangkan komponen-komponen yang harus terdapat dalam proses belajar mengajar untuk digerakkan supaya anak didik/siswa mencapai tujuan pengajaran adalah :

  1. bahan pengajaran atau isi pengajaran
  2. metode mengajar dan alat bantu pengajaran
  3. penilaian atau evaluasi.

Komponen bahan pengajaran berfungsi memberikan isi terhadap tujuan pengajaran, metode dan alat bantu pengajaran berfungsi sebagai alat untuk mengantarkan bahan pengajaran menuju tujuan pengajaran, dan penilaian berfungsi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.

b. Bimbingan Penyuluhan

Proses belajar mengajar sebagai operasional dari kurikulum tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan. Bahkan sering kali mengalami kegagalan, dalam arti siswa tidak dapat menguasai dan mencapai tujuan-tujuan pendidikan/pengajaran. Kegagalan tersebut mungkin disebabkan oleh keadaan yang terdapat dalam pribadi anak didik itu sendiri mungkin pula oleh keadaan yang ada diluar dirinya/lingkungannya.

Keadaan yang terdapat dalam diri anak didik seperti gangguan fisik, misalnya sakit-sakitan, kurang pendengaran atau penglihatan, gangguan mental misalnya dalam keadaan stress, emosinya terganggu, dan faktor psikologis lainnya, seperti kemampuan, minat, sikap, kebiasaan, dan lain-lain. Keadaan dan kondisi seperti di atas tidak mendukung hasil belajar yang optimal bahkan sebaliknya bisa menimbulkn kegagalan belajar.

Sedangkan faktor dari luar dirinya antara lain keadaan keluarga, misalnya sosial ekonomi orang tua menuntut anaknya membantu mencari nafkah, keluarga besar sehingga waktu belajar tersita untuk mengasuh adiknya, ketegangan sosial dalam rumah tangga akibat padatnya anggota keluarga, kurang bimbingan orang tua karena kesibukan, keluarga broken home, dan lain-lain.

Hal ini, disebabkan pula oleh kondisi sekolahanya yang kurang, pengajaran tidak merangsang anak untuk berpikir, dan faktor-faktor lainnya. Kendala di atas sedapat mungkin harus diatasi sehingga memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan belajarnya. Upaya mengatasi kendala tersebut ditempuh melalui suatu kegiatan yang dinamakan bimbingan penyuluhan yang ditangani oleh petugas khusus, yakni kounselor/tenaga pembimbing di sekolah.

c. Administrasi dan Supervisi

Pelaksanaan kurikulum menuntut adanya upaya bersama yang terencana, terpola dan terprogram agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Upaya tersebut berkenaan dengan administrasi, yakni usaha yang mendayagunakan semua sumber baik material maupun personal secara efektif dan efisien.

Wujud operasional kegiatan administrasi di sekolah mencakup bidang pengajaran, bidang kesiswaan, bidang ketenagaan,bidang keuangan, bidang peralatan pengajaran, bidang perlengkapan sekolah dan bidang hubungan sekolah dan masyarakat. Penanganan bidang kegiatan administrasi di atas menjadi tugas dan tanggung jawab administrator sekolah, yakni Kepala Sekolah. Sedangkan adminstrator dalam lingkup kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru.

Keberhasilan administrasi pendidikan di sekolah satu di antaranya bergantung kepada kemampuan atau kompetensi administrator. Minimal ada tiga kompetensi yang diperlukan, yakni kompetensi kognitif, afektif, dan kompetensi psikomotor.

d. Sarana Kurikuler

Ada pendapat yang mengatakan bahwa sarana tidak dipandang sebagai unsur dari strategi pelaksanaan kurikulum, sebab sifatnya teknis tidak akademis.

Namun kenyataannya banyak menunjukkan, kegagalan kurikulum disebabkan kurangnya dukungan sarana seperti ruangan kelas, laboratorium, buku pelajaran, tenaga guru, dana, perlengkapan sekolah dan lain-lain. Ini berarti, meskipun sarana lebih bersifat teknis namun mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap pelaksanaan kurikulum. Sarana kurikuler yang termasuk penting dalam menunjang pelaksanaan kurikulum antara lain adalah sarana intruksional, sarana material, sarana personil.

e. Penilaian Hasil Belajar

Untuk menetapkan berhasil tidaknya anak didik/siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran diperlukan tindakan penilaian/evaluasi. Dengan tindakan penilaian dapat diketahui tingkat penguasaan tujuan pengajaran oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang dicapainya dan dapat memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau untuk remedial program bagi siswa.

Penilaian hasil belajar dilakukana oleh guru dalam dua tahun. Tahap pertama penilaian yang dilakukan pada akhir program belajar mengajar yang sering disebut penilaian formatif. Tujuan penilaian lebih diutamakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bukan untuk menentukan angka kemajuan belajar siswa. Hasil belajar yang dicapai siswa setelah program belajar mengajar selesai digunakan guru untuk memperbaiki tindakan mengajarnya.

Apabila hasilnya masih kurang, guru berkewajiban mengulang kembali bahan pelajaran tersebut sebelum dilanjutkan mengajarkan bahan lainnya.[4]

4. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikn untuk menentkan efisiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Efisiensi berkenaan dengan penggunaan waktu, tenaga, sarana dan sumber-sumber lainnya secara optimal. Efektivitas berkenaan dengan pemilihan atau penggunaan cara atau jalan utama yang paling tepat dalam mencapai suatu tujuan. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian suatu program dan pelaksanaannya dengan tuntutan dan kebutuhan baik dari kepentingan masyarakat maupun yang dicapai dari suatu program.

Kurikulum sebagai program pendidikan untuk anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dapat dinilai dari sudut sistem. Kurikulum sebagai sistem dapat diidentifikasi;

a) masukan atau imput program,

b) proses pelaksanaan program,

c) hasil atau output/outcome program

d) dampak dari program.

Dari sudut ini maka ruang lingkup atau objek dari evaluasi semua sumber daya yang dapat menunjang program pendidikan , seperti dana, sarana, tenaga, konteks sosial dan penilaian terhadap siswa sebelum menempuh program.

Evaluasi proses mencakup penilaian terhadap strategi pelaksanan kurikulum mencakup proses belajar mengajar, bimbingan dan penyuluhan , adminitrasi supervisi, sarana intruksional, penilaian hasil belajar.

Evaluasi output/outcome adalah penilaian terhadap lulusan pendidikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, sesuai dengan program yang ditempuhnya.

Evaluasi dampak kurikulum, artinya penilaian terhadap kemampuan lulusan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan profesi yang disandangnya.

Evaluasi kurikulum bertujuan memperbaiki dan menyempurnakan program pendidikan untuk siswa dan strategi bagaimana program itu harus dilaksanakan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.

Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya.

Apabila kurikulum diurai secara struktural, maka akan terdapat paling tidak ada empat komponen utama, yakni tujuan, isi dan struktur monogram, strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi.

Keempat komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga mencerminkan satu kesatuan utuh sebagai program pendidikan yang berfungsi mengatur proses rencana pembelajaran.

1. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada anak didik.

2. Isi dan Struktur Kurikulum

Isi kurikulum berkenaan dengan pengetahuan ilmiah dan pengalaman belajar yang harus diberikan kepada siswa untuk dapat mencapai tujuan pendidikan.

3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum

Komponen strategi pelaksanaan kurikulum memberi petunjuk bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah.

4. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikn.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

E. Mulyasa, 2009. Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Nana Sudjana. 2002. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Disekolah. Bandung, Sinar Baru Algesindo


[1] Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.h: 47

[2] Nana Sudjana. Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Disekolah. Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2002. hal: 21

[3] Ibid. , hal: 27

[4] Ibid. , Hal: 39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar