BLOG ORANG GANTENG

Kamis, 26 Mei 2011

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Tujuan pendidikan Islam seiring dengan tujuan Allah menciptalkan manusia, yakni untuk mengabdi kepada-Nya. Pengabdian pada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwijidkan dalam amaliah untukmencpai derajat orang yang taqwa disisinya,. Kemudian Allah menciptakan manusia sebagai khalifah untuk melaksanakan tugasnya. Khlifah dituntut menjadikan sifat-sifat Allah bagian dari karakteristik keperibadiannya untuk mendukung terwujudnya kemakmuran. Pengabdian dan ketaqwaan kepada Allah merupakan jembatan untuk mencapai kebahagian hidup didunia dan akhirat. [1]

Dalam bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkanuntuk melakukuan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan.

Dalam penerapanya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau social peserta didik dan pendidik sendiri. dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam.

Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seseorang haruslah mengacu pada daasr-dasar metode pendidikan tersebut.

Dalam penggunaaanya, metode pendidikan Islam perlu memperhatikan prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pelaksannan metode tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN METODE

1. Pengertian Metode

Kata metode berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologi, kata metode berasal dari dua suku perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalaui dan hodos jalan atau cara.

Menurut Ahmad Husein, metode adalah : “ langkah –langkah yang diambil seseorang pendidik guna membantu peserta didik merealisasikan tujuan tertentu”.

Dalam bahasa Arab, metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkanuntuk melakukuan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan pendidikan.

Maka langkah tersenut harus diwujudkan dalam bentuk proses pendidikan dalam rangka pembentukan keperibadian peserta didik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.[2]

Sedangkan menurut terminologi (istilah) para ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, terlebih jika metode itu sudah disandingkan dengan kata pendidikan atau pengajaran diantaranya :

  1. Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
  2. Abu Ahmadi mendefinisikan bahwa metode adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
  3. Ramayulis mendefinisikan bahwa metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dengan demikian metode mengajar merupaka alat untuk menciptakan proses pembelajaran.
  4. Omar Mohammad mendefinisikan bahwa metode mengajar bermakna segala kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

2. Efektivitas Penggunaan Metode

Mengingat mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar yang harmonis dan menyenangkan, maka diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar guru dengan perkataan lain proses belajar mengajar merupakan proses intraksi edukatif antara guru dengan siswa dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut oleh sebab itu metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa.

Titik sentral yang harus dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tuuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik didlam kelas.salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

Pemilihan dan penentuanm metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tridak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran agar anak didik dapat menuliskan sebagaian ayat-ayat Al- Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi melainkan metode latihan.

Kegagalan guru dalam mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dan masing-masing metode pengajaran. [3]


3. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Pada prinsipnya tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang sempurna atau cocok denagn semua npokok bahasan yang adadalam setiap pelajaran.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi dalam memilih metode :

a) Tujuan yang hendak dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegaiatan belajar mengajar setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran. Karakteristik trujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi penentuan metode, sebab metode tunduk pada tujuan, bukan sebaliknya.

b) Materi pelajaran

c) Peserta didik

Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karaktersistruk yang berbeda beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, situasi, social, lingkungan keluarga, dan harapan terhadap masa depan.

d) Situasi

e) Faselitas

f) Guru. [4]

4. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode

Metode mengajar yang digunakan guru dalam setiap pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan oinstruksionalkhusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya guru pasti menggubakan metode lebih dari satu.

Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah memperhatikan beberapa prinsip yang mendasari urgensi metodee dalam proses belajar mengajar yakni

a) Prinsi motivasi dan tujuan belajar

Motivasi memiliki kekuatan sangat penting dalam proses pembelajaran. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa, atau laksana mobil tanpa bahan bakar.[5]

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi tinggi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.[6]

Woolflok menegaskan bahwa “motivasi dapat definisikan sebagai keadaan internal yang menaikan, mengarahkan,dan memelihara prilaku.dengan kata lain motivasi merupakan salah satu penyebab yang sangat penting akan munculnya prilaku seseorang”.[7]

b) Prinsip kematanagan dan perbedan individu

Belajar memiliki kepekaan masing-masing dan tiap anak memiliki tempo kepekaan yang tidak sama. [8]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Winarno Surakhmad mendefinisikan bahwa metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

Maka langkah tersenut harus diwujudkan dalam bentuk proses pendidikan dalam rangka pembentukan keperibadian peserta didik. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

Kegagalan guru dalam mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dan masing-masing metode pengajaran.

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan intraksi unsur –unsur manusiawi adalah suatau proses dalam rangka mencapai tujuan pengjaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik.

B. Saran

Mengenai pembahasan asas-asas pemilihan dan penggunaan metode yang telah penyaji susun, mungkin masih terdapat kesalahan dari beberapa segi, baik penulisan maupun isi pembahasan yang kurang lengkap.

Untuk kekurangan dalam penulisan tersebut, penyaji menerima masukan dan saran agar dapat melengkapai dan memperbaiki penulisan mengenai pembahasan tersebut.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azhari Zakri, (2003). Belajar dan Pembelajaran, Pekanbaru : Yayasan Obor Desa,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNRI Pekanbaru, (2004). Perkembangan Belajar Peserta Didik,

Ramayulis dan Samsul Nizar, (2009). Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia.

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwin Zain, (2002). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, (2007). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama.



[1] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008. h :22

[2] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009. hlm : 209

[3] Syaiful Bahri Djamarah dan Azwin Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. hlm :88

[4] Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007. h. 60

[5] Ibid. , h. 57

[6] Azhari Zakri, Belajar dan Pembelajaran, Pekanbaru : Yayasan Obor Desa, 2003. hlm:153

[7] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNRI Pekanbaru, Perkembangan Belajar Peserta

Didik, 2004. hlm : 132

[8] Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama, 2007. h. 57

1 komentar:

Noer Hajatie mengatakan...

Terimakasih...
pastingannya sangat bermanfaat

Posting Komentar